HAKIKAT WANITA DALAM PERJALANAN SEJARAH MENURUT PRESPEKTIF KESETARAAN GENDER
ALTHOV ZHORIF NAUFAL
16410100146
Jurusan Sistem Informasi
Institut Bisnis dan Informatika STIKOM Surabaya


            Perbedaan perlakuan antara kaum perempuan dan laki-laki membuat banyak munculnya pertentangan-pertentangan tentang gender. Sehingga banyak memunculkan teori-teori tentang kesetaraan gender. Perempuan hadir di dalam sebagaian besar situasi sosial. Ketika mereka tidak hadir, bukan berarti mereka kekurangan kemampuan atau minat, namun karena adanya usaha-usaha yang sengaja untuk menyisihkan mereka (diskriminasi). Jika mereka hadir, wanita memainkan peran-peran yang sangat berbeda dari konsepsi popular atas mereka (penilaian terhadap kaum perempuan). Dahulu seorang perempuan hanya memiliki peran sebagai “konco ing wingking” atau “teman belakang” artinya perempuan hanya memiliki peran sebagai pengurus rumah yang pekerjaannya hanya urusan dapur, mengurus anak dan melayani suami di rumah. Konsep tersebut membuat para kaum perempuan menjadi terkengkang dan menurunkan daya kreatifitas kaum perempuan.


            Dengan munculnya teori-teori tentang gender membuktikan bahwa sebenarnya perempuan dan laki-laki itu sama atau setara. Jika dilihat dari kacamata sosiologi seks dengan gender memiliki berbedaan. Seks berbicara tentang diferensiasi (secara horizontal) yaitu antara laki-laki dan perempuan memang memiliki perbedaan didalam bentuk fisik yang alamiah sejak ia lahir (pemberian tuhan) seperti laki-laki memiliki jakun dan penis, perempuan memiliki vagina dan sel telur sehingga itu sudah kodratnya dan yidak bisa diubah oleh siapapun. Namun gender membahas tentang stratisifikasi sosial (secara vertikal) dimana perbedaan ini berdasarkan pandangan masyarakat pada umumnya (bisa diubah dan bukan kodrati) seperti laki-laki biasanya maskulin tegas , wawasan luas , pemberani , rational, dan individu dan perempuan sabar teliti , penakut , emosional dan kolega. Namun pada kenyataannya manusia banyak yang androgini (campura) sperti contoh tidak selalu laki-laki memiliki sifat pemberani ada juga yang penakut akan hewan melata dan lain sebagainya. 

SEKS
GENDER
Biologis
Kultur, Adat Istiadat
Pemberian Tuhan ( Kodrat )
Bentukan setelah lahir diajarkan melalui sosialisasi internalisasi
Kodrat ( Alami )
Konstruksi Sosial
Tidak Dapat Diubah
Dapat Diubah ( Dinamis )
Peran Seks :
Laki – Laki : Produksi
Perempuan : Reproduksi (haid , hamil , melahirkan , menyusui , dan lain – lain
Peran Gender :
Memasak , mencuci , merawat anak dan orang tua , mendidik anak , bekerja diluar rumah , menajdi tenaga professional , dan lain-lain

JENIS KELAMIN
CONTOH
GENDER
CONTOH
1. Tidak Dapat Berubah
Alat Kelamin Laki-Laki dan Perempuan
1. Dapat Berubah
Peran masyarakat kegiatan sehari-hari , seperti lebih banyak perempuan jadi juru masak jika di rumah , tetapi jika di restoran lebih banyak lelaki jadi juru masak
2. Tidak Dapat Dipertukarkan
Jakun pada laki-laki dan payudara pada perempuan
2. Dapat Dipertukarkan

3. Berlaku Sepanjang Masa
Status sebagai laki-laki atau perempuan
3. Tergantung kebudayaan dan kebiasaan
Di Pulau Jawa , pada zaman penjajahan Belanda kaum Belanda tidak memperoleh hak Pendidikan. Setelah Indonesia Merdeka , perempuan memiliki kebebasasn untuk mengikuti Pendidikan
4. Berlaku Dimana Saja
Dirumah , dikantor , dan dimana pun berada , seorang laki – laki atau perempuan tetap laki dan perempuan
4. Tergantung kebudayaan setempat
Pembatasan kesempatan di bidang pekerjaaan terhadap perempuannya dikarenakan budaya setempat , antara lain diutamakan untuk menjadi perawat , guru TK , pengasuh anak.
5. Merupakan Kodrat Tuhan
Laki – laki memliki ciri ciri utama yang berbeda dengan ciri -ciri utama perempuan , Misalnya Jakun
5. Bukan merupakan kodrat tuhan
Pengaturan jumlah anak dalam suatu keluarga

6. Ciptaan Tuhan
Perempuan bisa haid , melahirkan , dan menyusui , sedangkan laki laki tidak bisa
6. Buatan Manusia
Laki-Laki dan perempuan berhak menjadi calon ketua RT ,RW , kepala desa, bahkan presiden

Tidak hanya peran perempuan saja yang dibedakan namun sejak kecil secara tidak langsung pendidikan di lingkungan keluarga memiliki perbedaan antara anak laki-laki dengan anak perempuan. Terjadi siklus-siklus Pendidikan yang salah terhadap pola asuh anak perempuan .

1.      The New Born Girl ( Baru Lahir )
Kelahiran bayi perempuan tidak atau jarang mendapat perayaan khusus

2.      The Girl Infant ( hingga usia 1 tahun)
Anak perempuan mengalami kondisi buruk dalam hal gizi, imunisasi dan kesehatan lainnya

3.      The Young Girl (1-5 tahun)
Rendahnya dorongan kesempatan pendidikan bagi anak perempuan

4.      The School Age Girl (6-11 tahun)
Besarnya tanggungjawab tugas domestik anak perempuan

5.      The Adolescent Girl (12-18 tahun)
Tahap ini perempuan disiapkan untuk memasuki jenjang perkawinan

Gender dan Stereotip
            Stereotip adalah pelabelan terhadap kelompok lain yang selalu berakibat pada merugikan kelompok tersebut dan menimbulkan ketidakadilan. Bentuk dari ketidakadilan terhadap jenis kelamin adalah tentang perempuan. Seperti contoh pendidikan yang tidak terlalu penting bagi perempuan pada zaman dahulu sebab keutamaan dan kewajiban sebagai seorang istri. Anggapan pendidikan tidak terlalu penting menyebabkan cara didik anak yang salah dan makin berkembang sehingga menyebabkan salah asuhan. Di dalam bidang ekonomi pun terjadi anggapan bahwa perempuan yang bekerja acapkali sebagai “sambilan” atau “membantu suami”

Kesimpulan
            Dapat disimpulkan Bahwa berkat perjuangan para pahlawan  , dahulu yang semua tentang Pendidikan dan pekerjaan hanya didominasi para kaum lelaki sekarang para kaum wanita sudah mendapatkan hak Pendidikan dengan sepenuhnya , dapat menempuh Pendidikan mulai paling dasar sampe sarjana , dari yang sebelumnya perempuan hanya dapat berada di rumah dan mengurus segala macam tentang dirumah , sekarang para perempuan bebas berkarier dan bekerja tanpa adanya perbedaan antara laki-laki dan perempuan , pada sekarang semua sudah adil tidak ada perbedaan yang berarti antara perempuan dan laki-laki kecuali dalam hal yang menyangkut tentang fisik.
           




DAFTAR PUSTAKA

 

Narwoko, J.Dwi, and Bagong Suyanto. 2010. Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan. Jakarta: PrenadaMedia Group.
Ritzer, George. 2012. Teori Sosiologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sulaiman. 2011. "Perempuan dalam Perspektif Sosial dan Keluarga." Kajian Terhadap Novel Mutakhir Perempuan Indonesia.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rangkaian Pengukur Suhu Air Digital

Engine Swap : Terus Diminati Para Speed Lovers